Pengertian Maf’ul Bih
Daftar Isi Artikel
Adapun definisi maf’ul bih dalam ilmu nahwu ialah :
isim manshub (yang dibaca nashob) yang menjadi sasaran tindakan (objek).
Maka, jelas sekali, yang dimaksud maf’ul bih menurut arti istilah ialah isim manshub dimana posisinya menjadi sasaran tindakan si pelaku.
Baca Juga : Contoh Fail
Contoh :
قَرَأْتُ كِتَابًا = Aku sudah membaca Buku
Dalam misal di atas, yang menjadi sasarn perbuatannya (memukul) ialah kata “kitaaban”, maka kata tersebut menjadi maf’ul bih.
Contoh lainnya :
اَكَلْتُ الطَعَامَ = Aku sudah memakan makanan.
Yang menjadi sasaran perbuatannya (memakan) ialah makanan, maka kata tersebut menjadi maf’ul bih.
Dengan dua misal di atas sudah paling jelas sekali untuk mengetahui pembahasan mengenai maful bih dalam ilmu nahwu.
Pembagian Maf’ul Bih
Dalam ulasan tentang maful bih , maka maf’ul bih terbagi atas dua bagian yakni maf’ul bihi isim dzahir (nampak) dan isim dhamir (kata ganti). Maf’ul bih isim dzahir ialah maf’ul bih yang terdiri atas isim dzahir (isim yang nampak) contohnya laksana yang dua tadi di atas, objeknya berupa kata yang nampak dan bukan kata ganti, sementara yang dimaksud dengan maf’ul bih isim dhamir (kata ganti) ialah maf’ul bih yang terdiri dari isim dhamir misal :
ضَرَبَنِى = Dia (laki-laki) sudah memukulku.
Lafadz ضَرَبَ ialah fi’il madhi, sementara fa’ilnya ialah dhamir mustatir (disembunyikan) takdirnya هُوَ, huruf nun-nya ialah lil wiqaayah, sementara huruf ya-nya ialah ya mutakalim wahdah dimana kedudukannya menjadi maf’ul bih.
ضَرَبَكَ = Dia (laki-laki) sudah memukulmu (laki-laki)
Baca Juga : Maf’ul Ma’ah
Lafadz ضَرَبَ ialah fi’il madhi, fa’ilnya mustatir andai ditakdirkan menjadi هُوَ, dan huruf ka-nya menjadi maf’ul bih.
Kaidah Penempatan Maf’ul Bih
- Posisi standar dalam bahasa Arab adalah fi’il, fa’il dan maf’ul.
Contoh:
يَفْتَحُ أَحْمَدُ الْأَبْوَابَ
سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللّهِ
- Boleh mendahulukan maf’ul sebelum fa’il apabila maf’ul dan fa’ilnya berupa isim zhahir.
Contoh:
يَجْنِي القُطْنَ الفَلَّاحُ
- Boleh mendahulukan maf’ul sebelum fi’il dan fa’il apabila maf’ulnya berupa isim zhahir.
Contoh:
فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ
- Wajib mengakhirkan maf’ul apabila maf’ulnya berupa isim dhamir.
Contoh:
أَمَرْتُكَ
أَكْرَمَنِيْ أَحْمَدُ
- Wajib mengakhirkan maf’ul apabila ditakutkan ada kesalahan faham apabila di dahulukan.
Contoh:
Baca Juga : Fi’il Lazim
أَكْرَمَتْ عَائِشَة فَاطِمَة
Kalau maf’ulnya didahulukan maka akan ada yang menyangka bahwa maf’ulnya adalah yang terakhir.
- Wajib mendahulukan maf’ul sebelum fi’il dan fa’il apabila maf’ulnya berupa isim dhamir munfashil.
Contoh:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
- Boleh menghilangkan fi’il dan fa’il dan menyisakan maf’ulnya saja apabila bisa dipahami dari susunan kalimat.
Contoh:
Apabila ada yang bertanya “kamu bertemu siapa kemarin?” dijawab (عَلِيًّا). Yang dimaksud adalah:
قَابَلْتُ عَلِيًّا
Baca Juga : Fi’il Amr
Tanda I’rab Maf’ul Bih
Sebagai mana telah dijelaskan di atas, bahwa maf’ul adalah isim manshub. Artinya irab dari maf’ul adalah nashab. Tanda nashab pada maf’ul adalah fathah, alif, kasrah dan ya’. Tanda irab ini hanya berlaku pada isim mu’rab saja.
- Fathah
Fathah menjadi tanda nashab pada maf’ul apabila berbentuk isim mufrad atau jama’ taksir.
- Isim mufrad
ضَرَبَ خَلِيْلٌ كَلْبًا
- Jama’ taksir
كَتَبَ الْمُدَرِّسُ النُّصُوْصَ
- Alif
Alif menjadi tanda nashab pada maf’ul apabila maf’ulnya berbentuk isim lima.
رَأَيْتُ أَبَاكَ
- Kasrah
Kasrah menjadi tanda nashab pada maf’ul apabila berbentuknya jama’ muanats salim.
رَاَيْتُ الطَّالِبَاتِ
Baca Juga ; Fi’il Mudhari
- Ya’
Ya’ menjadi tanda nashab pada maf’ul apabila berbentuk isim tatsniyah atau jama’ mudzakkar salim.
- Isim tatsniyah
ضَرَبَتْ سَلْمَى قِطَّيْنِ
- Jama’ mudzakar salim
رَأَيْتُ الْمُسْلِمِيْنَ
Baca Juga : Fiil Majhul
Apabila maf’ul berupa isim mabni, tanda i’rabnya tidak berubah. Akan tetapi i’rabnya sesuai dengan mahalnya pada kalimat.
Contoh:
اِشْتَرَيْتُ هَذَا الْكِتَابَ
Kata (هَذَا) merupakan maf’ul bih yang berupa isim isyarah. Irabnya fi mahal marfu’.
أَكْرِمْ مَنْ أَكْرَمَكَ
Kata (مَنْ) merupakan maf’ul bih yang berupa dhamir munfashil. Adapun dhamir kaf (كَ) merupakan maf’ul yang berupa dhamir muttashil. Irabnya fi mahal marfu’.
Baca Juga : Jumlah Ismiyah